Tradisi kopi di beberapa daerah di indonesia
- Tradisi Pesta Penti di Bajawa, Flores
Geaffary menyebut ada tradisi unik di Bajawa, Nusa Tenggara Timur, yaitu pesta penti sebagai bentuk rasa syukur masyarakat Bajawa atas melimpahnya hasil panen. Menurutnya, tradisi pesta penti diselenggarakan pada bulan Agustus dan September.
Masyarakat desa berkumpul, bertemu untuk sekedar makan bersama, silaturahmi, menampilkan tarian adat, dan tentunya minum kopi. - Kopi sanger di Aceh
Bila pergi ke Aceh, ada kopi sanger yang berbentuk kopi susu. Menurut Geaffary, kopi sanger bisa ditemukan di daerah-daerah kampus di Aceh. “Kepanjangannya sanger itu ‘sama-sama mengerti’,” tambahnya. Ia mengatakan kopi sanger dibuat dengan cara disaring dan ditarik berulang-ulang. Susu yang digunakan sekitar seperdelapan dari ukuran gelas dan dicampur dengan air saringan kopi. - Kopi Walik Aceh
Satu lagi tradisi unik meminum kopi di Aceh, yaitu kopi walik. Geaffary mengatakan sesuai dengan namanya, penyajian kopi walik yaitu dengan cara dibalik. Kopi walik disajikan dengan gelas dan piring kecil. Kemudian, penikmat kopi bisa menyeruput dengan cara membuka gelas secara perlahan. - Kopi Tarik Aceh
Masih di bumi Serambi Mekkah, ada ragam kopi lainnya yaitu kopi tarik. Menurut Geaffary, kopi yang digunakan tak berbeda dengan kopi sanger. “Kalau kopi sanger dibuatnya tak pakai saringan. Jadi hanya pakai dua gelas untuk proses tariknya,” ujar Geaffary. - Kopi Kawa Daun
Di Sumatera Barat, ada tradisi minum kopi yang bernama kopi kawa daun. Di sana, kopi dibuat dari daun kopi yang dikeringkan, diseduh, lalu disajikan menggunakan batok kelapa. “Dulu Indonesia dijajah Belanda. Masyarakat dipaksa untuk tanam cengkeh. Mereka (masyarakat Sumatera Barat) tak sempat merasakan kopi. Mereka ada ide untuk ambil daun kopi dan diseduh. Rasanya mirip teh,” ujarnya. - Kopi Durian
di Medan Di Medan ada tradisi minum kopi yang dicampur dengan daging durian. Geaffary menyebut durian yang digunakan dari Sidikalang, Medan. Cara pembuatan kopi durian yaitu kopi yang telah diseduh dicampur dengan daging durian yang telah dihaluskan menggunakan campuran es menggunakan blender. Buah durian yang digunakan harus dalam kualitas yang baik untuk menjaga aroma dan rasa saat bercampur dengan kopi. - Kopi Talua
di Sumatera Barat Tradisi minum kopi lainnya di Sumatera Barat adalah kopi talua. Kopi talua sejatinya adalah kopi yang diracik bersama kuning telur. Kuning telur ayam kampung atau telur itik mentah-mentah dikocok hingga berbuih. Ketika dikocok, telur ditambahkan gula. Kuning telur yang telah dikocok itu lalu dicampur ke dalam kopi yang sudah diseduh air panas dalam gelas hingga kental. - Kopi Joss di Yogyakarta
Di Yogyakarta ada suguhan kopi yang unik untuk dicoba. Namanya kopi jos. Kopi Jos sebenarnya adalah kopi hitam pekat. Hal yang membuatnya istimewa adalah arang yang membara dimasukkan ke dalam kopi. - Kopi Tubruk
Geaffary menyebut tradisi unik kopi lainnya di Indonesia adalah kopi tubruk. Menyeruput tubruk atau menyeduh biji secara langsung merupakan cara yang paling banyak digunakan masyarakat Indonesia.
Coffee Shop dan Pengaruhnya terhadap Budaya Sosial
Coffee shop telah menjadi fenomena global yang signifikan mempengaruhi budaya sosial modern. Sebagai “ruang ketiga” di luar rumah dan kantor, kedai kopi berfungsi sebagai pusat interaksi sosial, produktivitas, dan kreativitas. Mereka mengubah cara orang bekerja, belajar, dan bersosialisasi, sambil mendorong tren kuliner dan gaya hidup baru. Coffee shop juga berdampak pada ekonomi lokal, menciptakan lapangan kerja dan merevitalisasi area urban. Sebagai ruang publik yang demokratis, mereka meminimalkan hierarki sosial dan menjembatani budaya global dengan lokal. Pengaruh coffee shop meluas dari mengubah pola konsumsi hingga menjadi pelopor dalam isu keberlanjutan dan sosial. Fenomena ini mencerminkan bagaimana sebuah konsep bisnis dapat secara luas mengubah cara hidup masyarakat modern.
Tren coffee terkini
Sekitar lima hingga sepuluh tahun yang lalu, aktivitas pengujung di kafe memang hanya terbatas pada kegiatan makan dan minum. Namun, hal tersebut menjadi kurang relevan di masa sekarang.
Dulu, kegiatan mengetik dan menatap layar laptop bukanlah hal yang lumrah untuk dilakukan di kafe. Sebaliknya, sekarang orang-orang justru menjadikan kafe sebagai tempat untuk bekerja dan belajDulu, kafe memiliki pelanggan dengan kelompok-kelompok kecil berjumlah 2 hingga 3 orang. Sementara sekarang, kita dapat menemukan gerombolan anak muda yang asik mengobrol dan bercengkerama di sudut-sudut kafe.
Fenomena di atas merupakan gambaran nyata betapa industri kafe masa kini telah mengalami perubahan yang cukup signifikan, khususnya terkait pola konsumsi generasi muda.